•00:51
Pengajian of Dearest Friday – PDF (seri ke-53)
Jum’at, 5 Juni 2009

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.


KREATIFITAS BERPIKIR?

Kata "kreativitas" (kata benda) merujuk pada kata creativity (noun), sedangkan kata "kreatif" (kata sifat) merujuk pada kata creative (adjective). Hornby (1986:201), dalam kamusnya, mengartikan creative sebagai having power to create; of creation, requiring intelligence and imagination, not merely mechanical skill. Menurut Hornby, kreatif ialah kekuatan untuk menjadikan sesuatu, yang menuntut baik intelegensi, imaginasi, maupun kemahiran mekanis. Kreativitas juga dapat dikatakan sebagai kemampuan mencari dan memilih alternatif-alternatif yang tepat, sesuai dengan yang benar-benar cocok dan dibutuhkan.

"Maka jika kamu telah selesai dari sesuatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap", demikian firman Allah dalam al-Quran surat al-Insyirah ayat 7-8. Ayat tersebut mendorong manusia untuk terus bekerja, dinamis, aktif, dan kreatif. Dengan kata lain, Islam tidak menghendaki orang-orang yang pasif dan statis.

Konsep terbaru dari kreativitas yang menonjol dalam filsafat abad ke-20, menurut Conny R. S. dkk., didasarkan atas fungsi dasar berpikir, merasa, penginderaan cipta talen, dan intuisi. Kreativitas melibatkan sintesis dari semua fungsi ini, bahkan lebih dari itu karena ada percikan dari dimensi lain. Bagan yang ditampilkan merupakan model integratif yang mencakup empat fungsi dasar, yaitu: (a) berpikir rasional, (b) perkembangan emosional atau perasaan pada tingkat tinggi, (c) perkembang an bakat khusus (penginderaan cipta talen) dalam kehidupan mental dan phisik pada tingkat tinggi, dan (d) tingkat tinggi kesadaran yang menghasilkan penggunaan imajinasi, fantasi, dan pendobrakan pada kondisi ambang kesadaran atau ketidaksadaran.

Menurut Graham Wall, proses kreativitas berlangsung dalam beberapa tahap; yaitu, tahap persiapan (preparation), inkubasi (incubation), iluminasi (illumination), dan verifikasi (verification) (Conny R.S. dkk., 1988:66-67).

Pada tahap pertama (persiapan) muncul ide-ide dari berbagai kemungkinan atau alternatif. Ide-ide ini lahir melalui keterampilan, keahlian, atau ilmu pengetahuan tertentu sebagai sumber dari mana ide itu berasal. Dalam tahap, proses berpikir sangat dituntut untuk melahirkan suatu ide.

Tahap inkubasi merupakan tahap pengeraman (pengendapan) ide. Dalam pengembangan kreativitas, pada tahap kedua ini diharapkan muncul suatu pemahaman serta kematangan terhadap ide yang timbul setelah dieram. Berbagai teknik dalam memahami dan mematangkan ide ini, seperti perenungan (meditasi) dan latihan peningkatan kreativitas, dapat dilangsungkan untuk memudahkan perluasan dan pendalaman ide.

Tahap iluminasi adalah tahap pengembangan, yaitu ide (inspirasi) yang telah diperoleh dan diendapkan, dikembangkan menuju suatu hasil (product development). Pada tahap ketiga ini terjadi komunikasi antara pencetus ide dengan pakar (expert) tertentu yang sesuai dengan ide itu, agar diperoleh hasil pengembangan yang baik.

Tahap terakhir (verifikasi) adalah tahap pengujian ide sebagai perwujudan hasil dan tanggung jawab. Setelah terjadi penyempurnaan ide, diseminasi (penyebaran) karya kreatif pada masyarakat luas dapat dilakukan. Penyebaran ini dimaksudkan untuk mendapatkan pengakuan (pengesahan) dan sekaligus penilaian dari masyarakat.

Selain tahap-tahap tersebut di atas, kreativitas dapat dilakukan dengan berbagai teknik seperti silogisme, klasifikasi, penyederhanaan, efisiensiasi, dan efektifitasi. Silogisme merupakan bentuk atau cara berpikir dengan menarik kesimpulan dari premis umum dan premis khusus. Misalnya, contoh yang sangat populer, semua manusia akan mati (premis umum), Jojon adalah manusia (premis khusus), maka Jojon akan mati (kesimpulan).

Klasifikasi adalah pembagian sesuatu yang umum menjadi bagian-bagian khusus yang didasarkan atau kriteria tertentu, atau pengelompokan hal-hal yang khusus karena terdapat kesamaan kriteria. Misalnya, Klasifikasi manusia; dari segi jenis kelamin dibagi menjadi pria dan wanita; dari segi usia dibagi menjadi bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan tua; dari segi ekonomi dibagi menjadi kaya dan miskin; dan sebagainya. Contoh yang lain; benda-benda yang khusus seperti pensil, pulpen, penggaris, kertas, dan karet penghapus dikategorikan sebagai alat-alat tulis.

Penyederhanaan adalah upaya untuk menjadikan sesuatu yang rumit, berbelit, atau njlimet menjadi sesuatu yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dipahami. Misalnya, penulisan kalimat;
"Sesuai dengan judul skripsi dan untuk membatasi permasalahan yang ada, oleh sebab itu penulis membuat rumusan masalah yang hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya. Adapun yang menjadi pokok masalah dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: ....."

Kalimat tersebut di atas adalah berbelit untuk dipahami. Agar lebih mudah dipahami, kalimat tersebut dapat lebih disederhanakan sebagaimana di bawah ini.
"Sesuai dengan judul skripsi di atas, penulis membuat rumusan pokok masalah sebagai berikut: ....."

Makna efisiensiasi adalah upaya menjadikan sesuatu agar efisien (tepat guna), artinya agar tepat dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya yang berlebihan. Misalnya, di tengah keramaian (kemacetan) lalu lintas di jalan lebih efisien menggunakan sepeda motor dari pada mobil. Contoh lain, membuat makalah lebih efisien menggunakan komputer dari pada mesin ketik.

Efektifitas merupakan usaha menjadikan sesuatu agar efektif (berhasil guna), artinya agar mujarab atau dapat memberikan efek (hasil). Misalnya, untuk melatih agar anak-anak SD mampu mengerjakan shalat, lebih efektif dilaksanakan di masjid. contoh lain, televisi akan memberikan pelajaran yang lebih efektif dari pada radio.

Beberapa contoh hal yang menuntut kreativitas berpikir beserta langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan belajar
Langkah-langkah :
a. Perencanaan waktu belajar, termasuk range frekuensinya
b. Persiapan sarana/prasarana belajar
c. Persiapan tempat belajar
d. Persiapan lampu penerangan
e. Persiapan materi pelajar
f. Pengerjaan tugas-tugas di rumah (homeworks)

2. Strategi menghadapi ujian (tes) tertulis
Langkah-langkah :
a. Belajar sebelum ujian
b. Membaca perintah-perintah dan soal dengan teliti
c. Memahami soal dengan benar
d. Perencanaan dan disiplin waktu dalam menjawab soal
e. Perencanaan (pengorganisasian) jawaban dalam bentuk outline
f. Membuat kalimat-kalimat jawaban yang mudah dipahami
g. Mengoreksi jawaban sebelum dikumpulkan

3. Problem solving (pemecahan masalah)
Langkah-langkah :
a. Melacak latar belakang masalah, mengapa timbul masalah?
b. Mengidentifikasi masalah
c. Mengklasifikasi masalah menuju prioritas
d. Mencari alternatif-alternatif pemecahan
e. Menentukan pemecahan yang tepat
f. Mengevaluasi pemecahan, berhasil atau tidak

Allah berfirman, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” (QS al-‘Imran 3:190-191).


Wallaahu a’lam bish-shawwab,
Fas-aluu ahladz-dzikri inkuntum laa ta’lamuun

Penulis:
Muhammad Muhtar Arifin Sholeh
Dosen di UNISSULA Semarang
Ph.D Student di Department of Information Studies, University of Sheffield UK
Alumni Antropologi UGM & Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga
Alumni Aberystwyth University, UK
Ketua Kibar UK 2009/2010
http://muhstarvision.blogspot.com
|
This entry was posted on 00:51 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: