•02:48
Pengajian of Dearest Friday – PDF (seri ke-61)
Jum’at, 31 Juli 2009

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.


KAJIAN PUSTAKA (2)

2. Operational Definition

Definisi operasional adalah batasan istilah yang dikehendaki oleh peneliti agar sesuai dengan penelitian yang dimaksud. Definisi ini bersifat spesifik, sesuai dengan penelitian tertentu. Definisi ini biasanya tidak semata berpijak pada kamus dan ensiklopedi karena keduanya bersifat umum, tidak spesifik. Walaupun demikian, kamus dan ensiklopedi tetap diperlukan untuk wacana konsep tertentu dalam penelitian. Definisi operasional diperlukan untuk memperjelas suatu konsep dalam penelitian sehingga deskripsi, pengukuran, maupun analisa tidak bias.

Contoh definisi operasional adalah definisi kenakalan remaja. Secara operasional kenakalan remaja adalah tingkah laku menyimpang, seperti berjudi, terlibat prostitusi, minum minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang (narkoba), merampok, yang dilakukan oleh orang yang masih muda (berusia sekitar 15 – 25 tahun).

Ciri-ciri definisi operasional yaitu kongkrit, dapat diukur, bersifat khusus, dan tidak menimbulkan banyak penafsiran. Definisi operasional harus kongkrit (nyata, tidak abstrak), baik berujud benda maupun fenomena, sehingga dapat diamati oleh indra manusia misalnya orang yang berjudi. Definisi operasional harus dapat diukur secara kuantitatif, misalnya berapa kali seseorang merampok. Jika datanya kualitatif maka diusahakan untuk dikuantifikasi. Ia harus bersifat khusus, yaitu definisi yan g mengacu pada penelitian tertentu. Definisi operasional tidak boleh menimbulkan interpretasi yang bermacam-macam, sehingga harus kongkrit dan spesifik.

Langkah-langkah pembuatan definisi operasional adalah :
a. Carilah kata-kata kunci (key words) yang diperlukan dalam penelitian untuk didefinisikan secara operasional.
b. Cari kata kunci yang telah terpilih di dalam kamus atau ensiklopedia, sebagai wacana perbandingan antara definisi umum dalam kamus atau ensiklopedia dengan definisi spesifik untuk keperluan penelitian tertentu.
c. Buatlah definisi operasional kata kunci itu secara kongkrit, spesifik, dan dapat diukur. Sesuaikan definisi ini dengan kebutuahan penelitian.

3. Paraphrasing

Paraphrasing ialah membaca dan memahami sumber tulisan dan kemudian menulis kembali apa yang dibaca dan dipahami dengan ungkapan bahasa sendiri, tanpa menyontek apa yang dibaca. Hal ini akan menjadi baik jika akurat, asli, dan mengikuti aturan tata bahasa. Langkah-langkah paraphrasing sebagai berikut (Hamp-Lyons, 1984: 3-16) :
a. Bacalah sumber tulisan
b. Pahami sumber tulisan
c. Berilah tanda-tanda (seperti garis bawah) pada poin-poin penting
d. Tutup / buanglah sumber tulisan
e. Buatlah daftar poin-poin penting dari sumber tulisan
f. Bacalah lagi secara cepat sumber tulisan agar diketahui apakah poin-poin yang penting telah masuk dalam daftar atau tidak.
g. Tutup / buang lagi sumber tulisan
h. Rangkaikan/gabungkan daftar poin penting tersebut ke dalam kalimat-kalimat yang baik
i. Bacalah lagi hasil gabungan tersebut agar diketahui kekurangannya
j. Cek lagi apakah hasil itu akurat, asli, dan mengikuti aturan tata bahasa

4. Synthesis

Synthesis adalah gabungan/kombinasi informasi dua atau lebih sumber tulisan. Gabungan ini dapat dilakukan jika terdapat informasi yang sama relevan. Langkah-langkah sintesis ialah sebagai berikut (Hamp-Lyons, 1984: 17-28) :
a. Carilah sumber-sumber tulisan yang sesuai dengan topik yang dibutuhkan
b. Garis-bawahi apa saja yang relevan satu sama lain
c. Bacalah apa yang digaris-bawahi itu dua atau tiga kali
d. Berilah nomor pada semua pokok pikiran, pokok pikiran sama maka nomor sama
e. Pada sebuah kertas nomor dan satu/dua kata untuk pokok-pokok pikiran
f. Tandailah setiap poin pendukung untuk pokok pikiran pertama seperti 1a, 1b, dst.
g. Ulangi f, untuk sumber tulisan lainnya
h. Masukkan poin pendukung pada rencana Saudara
i. Cek rencana tersebut apakah telah akurat, lengkap, dan tidak ada pengulangan.
j. Tutup / buanglah sumber tulisan Saudara
k. Bacalah catatan Saudara dan buatlah tahapan dan hubungan yang logis antar kata, antar kalimat, serta antara poin pendukung dengan pokok pikiran
l. Kombinasikan catatan Saudara di lembar kertas
m. Cek lagi akurasi, keaslian, dan tata bahasanya.
n. Cek sintesisnya agar judulnya relevan

5. Analysis

Analisis adalah pemikiran secara kritis dan mendalam tentang suatu data yang diteliti untuk mencapai kesimpulan tertentu. Secara global analisis dapat dilakukan secara kuantitatif dan/atau kualitatif. Analisis kuantitatif ialah analisis data penelitian yang dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus statistik tertentu yang disesuaikan dengan topik penelitian, misalnya rumus korelasi, komparasi, dan eksperimen. Dalam hal ini peneliti harus tepat dalam memilih rumus statistik, harus jeli/teliti (karena berhubungan dengan angka-angka), harus cerdas dalam penghitungan angka, dan harus cermat dan tepat dalam pemasukan angka-angka ke dalam rumus. Data yang diperlukan untuk analisis ini adalah data-data yang dapat dikuantifikasi (diangkakan).

Analisis kualitatif adalah analisis data penelitian yang dilakukan dengan menggunakan kata-kata (kalimat-kalimat) secara kritis dan (biasanya) mendalam. Data yang diperlukan yaitu data-data yang berupa kata-kata (bukan rangkaian angka-angka), sehingga diperlukan metode pengumpulan data seperti wawancara, observasi partisipasi, dan dokumentasi). Beberapa teknik analisis kualitatif ialah deskripsi (penggambaran), klasifikasi (pembagian), komparasi (perbandingan), relasi/korelasi (penghubungan), eksplanasi (penjelasan), dan “eksampli” (pemberian contoh).


Wallaahu a’lam bish-shawwab,
Fas-aluu ahladz-dzikri inkuntum laa ta’lamuun

Penulis:
Muhammad Muhtar Arifin Sholeh
Dosen di UNISSULA Semarang
Ph.D Student di Department of Information Studies, University of Sheffield UK
Alumni Antropologi UGM & Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga
Alumni Aberystwyth University, UK
Ketua Kibar UK 2009/2010
http://muhstarvision.blogspot.com
Reblog this post [with Zemanta]
•01:31
Pengajian of Dearest Friday – PDF (seri ke-60)
Jum’at, 24 Juli 2009

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.


KAJIAN PUSTAKA (1)

Kajian pustaka (teoritik) yang dimaksud adalah membaca, memahami, menelaah (menganalisis) isi bacaan dalam literatur, terutama tentang teori atau konsep yang sesuai dengan topik atau bidang diteliti atau dipelajari. Teori-teori atau konsep-konsep tersebut, yang ditemukan oleh para pakar dalam bidangnya, berguna untuk membimbing kerangka dan alur pemikiran peneliti. Teori merupakan hubungan logis antar variabel atau antar konsep yang ditemukan oleh seorang pakar dari penelitiannya, yang berlaku universal. Teori tersebut dapat digunakan sebagai landasan penelitian lain yang sejenis.

Sebelum melakukan kajian teoritik dalam literatur, seseorang harus mengenal perpustakaan sebagai learning resources yang sekaligus sebagai sumber literatur untuk penelitian. Banyak hal yang harus dikenal dalam perpustakaan seperti lokasi perpustakaan, letak koleksi yang dibutuhkan, peraturan peminjaman, dan cara mencari literatur di perpustakaan baik secara manual maupun elektronis. Perpustakaan berperan penting dalam proses penelitian karena ia menyediakan banyak literatur yang diperlukan dalam penelitian, yang juga kelak sebagai tempat menyimpan laporan penelitian.

Setelah mengenal perpustakaan, dia harus mengumpulkan berbagai bentuk literatur yang relevan dengan topik penelitian, seperti buku, jurnal ilmiah, surat kabar, laporan penelitian, skripsi, thesis, disertasi, dan sebagainya. Judul-judul buku maupun artikel dalam jurnal ilmiah kemudian dikumpulkan dan dibuat daftarnya. Penulisan daftar tersebut harus lengkap seperti menulis daftar pustakan yang meliputi pengarang, judul buku, penerbit, tempat penerbit, dan tahun terbitan. Beberapa hal yang harus ditulis dari jurnal ilmiah adalah pengarang artikel, judul artikel, nama jurnal, edisi jurnal (nomor, volume, dan tahun), dan kadang halaman. Pembuatan daftar hendaknya dipisah antara buku, jurnal ilmiah, suratkabar, dan jenis literatur lainnya.

Beberapa teknik kajian teoritik antara lain previewing, operasional definition, paraphrasing, synthesis, dan analysis, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Previewing

Previewing adalah suatu teknik untuk memperoleh (melihat) ide-ide yang baik dan relevan dari sumber literatur, tanpa lebih dahulu membaca isi literatur secara keseluruhan. Dalam hal ini ada dua bagian yaitu title previewing dan source previewing (Hamp-Lyons, 1984: 96-103).

Title Previewing ialah teknik mencari ide dengan melihat judul, yaitu judul buku, judul artikel di jurnal ilmiah, judul skripsi, atau judul lainnya. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan mendaftar judul-judul yang relevan, menyeleksi judul-judul yang benar-benar dibutuhkan, dan memahami istilah-istilah penting dalam judul tersebut. Perpustakaan, khususnya koleksi Buku Anotasi Bibliografi, akan sangat membantu teknik ini.

Beberapa pertanyaan yang harus diperhatikan dalam teknik ini adalah :
  1. Apakah judul literatur bersifat lebih umum dari pada topik yang ditentukan? Jika lebih umum maka carilah judul lain yang lebih khusus tertuju pada topik yang ditentukan.
  2. Apakah judul literatur berkaitan (relevan) dengan topik yang ditentukan? Carilah judul-judul yang relevan denga topik.
  3. Apakah judul literatur sulit dipahami dalam hal bahasa maupun istilah-istilah (subyek) nya? Jika judul sulit dipahami maka carilah judul yang lebih mudah.

Source Previewing adalah teknik mencari ide dengan melihat sumber-sumber/bagian-bagian yang lebih dalam (tidak sekedar judul) dari suatu literatur, sehingga dapat ditentukan literatur mana yang akan dipakai. Dalam hal ini previewing dapat berupa previewing book, previewing periodical articles, dan previewing newspaper articles. Previewing book adalah cara menemukan (melihat) ide atau pokok pikiran dalam suatu buku. Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan kata pengantar/pendahuluan dan daftar isi. Apakah buku itu mempunyai kata pengantar/pendahuluan? Jika ya maka bacalah kata pengantar/pendahuluan itu. Apakah buku tersebut mengandung informasi yang dibutuhkan? Apakah buku itu mudah dipahami bahasa dan isinya? Daftar isi dari suatu buku harus dilihat, apakah masing-masing bab mengandung informasi yang relevan dengan topik atau tidak.

Previewing Periodical Articles ialah cara menemukan (melihat) ide atau pokok pikiran yang berada dalam artikel majalah ilmiah. Dalam hal ini bagian artikel yang harus diperhatikan (dibaca) ialah abstrak, judul/sub-judul, pendahuluan atau paragrap pertama, kesimpulan atau paragrap terakhir, dan kalimat-kalimat yang mengandung pikiran utama. Apakah artikel tersebut mengandung abstrak? Jika ya maka bacalah. Apakah abstrak itu sesuai dengan topiknya? Apakah judul/sub-judul sulit dipahami? Apakah ia berhubungan dengan topiknya? Apakah dalam pendahuluan/paragrap pertama terdapat informasi yang sesuai dengan topik? Apakah kesimpulan/paragrap terakhir menggambarkan informasi yang berhubungan dengan topik? Apakah kalimat-kalimat yang mengandung pikiran utama sesuai dengan topik?

Previewing Newspaper Articles adalah cara menemukan (melihat) ide atau pokok pikiran yang berada dalam artikel koran (surat kabar). Artikel koran lebih bersifat populer dari pada bersifat ilmiah. Beberapa hal yang harus diperhatikan ialah judul, sub-judul, dan pokok pikiran dalam masing-masing paragrap. Apakah judul, sub-judul, dan pokok pikiran sesuai dengan topiknya?

(Bersambung)


Wallaahu a’lam bish-shawwab,
Fas-aluu ahladz-dzikri inkuntum laa ta’lamuun

Penulis:
Muhammad Muhtar Arifin Sholeh
Dosen di UNISSULA Semarang
Ph.D Student di Department of Information Studies, University of Sheffield UK
Alumni Antropologi UGM & Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga
Alumni Aberystwyth University, UK
Ketua Kibar UK 2009/2010
http://muhstarvision.blogspot.com
Reblog this post [with Zemanta]
•22:41
Pengajian of Dearest Friday – PDF (seri ke-59)
Jum’at, 17 Juli 2009

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.


LITERATUR BAGI GURU, DOSEN, DAN PENELITI

Literatur yang dimaksud adalah semua sumber informasi ilmiah yang digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar dan penelitian, seperti buku, majalah ilmiah, majalah populer, dan surat kabar. Dalam hal ini buku mencakup buku tentang disiplin ilmu tertentu dan buku referensi seperti kamus, ensiklopedi, direktori, buku subyek indeks, buku peta, skripsi, tesis, dan disertasi. Sumber informasi lain yang dapat dipakai para guru, dosen, dan peneliti ialah non printed materials seperti kaset rekorder, kaset video, Compact Disc Read Only Memory (CD-ROM), Video Compatc Disc (VCD), micro film, dan sebagainya.

Buku adalah karangan seseorang atau lebih tentang suatu ilmu yang terdiri dari beberapa bab, yang masing-masing bab biasanya berkaitan satu dengan lainnya. Buku juga disebut dengan monograph karena ia adalah bentuk karangan dalam satu disiplin ilmu tertentu dan diterbitkan tidak berseri secara rutin namun setiap tahunan. Kelebihan buku adalah penulisannya mendalam, mencakup banyak aspek yang dibahas, dan merupakan satu kesatuan pemikiran yang utuh dalam satu disiplin ilmu. Sedangkan kelemahannya adalah buku akan lebih cepat ketinggalan perkembangan ilmu karena diterbitkan tahunan. Karena pembahasan yang mendalam, seseorang kadang enggan mengkaji buku secara detail. Buku digunakan sebagai sumber teori atau konsep yang diperlukan dalam kegiatan penelitian.

Kamus ialah kumpulan (kompendium) kata-kata yang dijelaskan dalam bahasa yang bersangkutan atau diterjemahkan dalam bahasa asing, yang disusun secara alpabetis. Kamus tersebut adalah kamus bahasa atau leksikon. Sedangkan kamus khusus atau kamus istilah (glosari) merupakan kamus yang berisi istilah-istilah dalam satu disiplin ilmu tertentu yang diberi pengertian. Kamus dapat juga berupa kamus biografi (kamus who’s who) yang berisi tentang ringkasan riwayat hidup dan karya-karya tokoh-tokoh tertentu. Dalam kegiatan penelitian kamus digunakan untuk mencari terjemahan kata-kata asing, pengertian secara etimologis maupun terminologis, dan definisi-definisi istilah tertentu.

Ensiklopedi ialah satu buku atau beberapa buku berseri (1 set buku) yang memberi informasi tentang setiap cabang ilmu pengetahuan, atau tentang suatu subyek tertentu, secara singkat yang disusun secara alpabetis. Penjelasan dalam ensiklopedi merupakan penjelasan terminologis yang singkat (seperlunya) yang kadang-kadang disertai gambar. Beberapa contoh ensiklopedi adalah Encyclopaedia Britanica, Encyclopedia Americana, Ensiklopedi Indonesia, Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Hukum Islam, dan sebagainya. Kelebihan ensiklopedi adalah keanekaragaman ilmu, konsep, dan istilah yang disediakan, serta cocok untuk konsep-konsep yang relatif ‘statis’ (berkembang dalam waktu yang relatif lama). Kelemahannya ialah bahwa ensiklopedia memerlukan revisi yang lama sehingga cepat ketinggalan jaman.

Direktori ialah suatu buku yang menyajikan informasi mengenai orang, organisasi, atau dokumen yang ada pada suatu periode ataupun pada bidang khusus. Direktori biasanya hanya memuat informasi singkat, bahkan hanya daftarnya saja. Beberapa contoh direktori adalah direktori buku yang akan terbit, direktori tesis/disertasi, direktori nama perusahaan, direktori proyek penelitian, direktori nama organisasi kemasyarakatan, dan sebaganya. Kekuatannya adalah direktori memuat banyak nama atau istilah, sedang kelemahannya ialah informasinya sangat singkat seperti hanya menyebut nama dan alamat.

Buku subyek indeks ialah buku yang memuat subyek-subyek (istilah-istilah, terminologies) suatu ilmu tertentu yang disertai dengan sedikit penjelasan, dan biasanya dicantumkan sumber-sumber buku atau majalah yang memuatnya. Walaupun kelemahannya adalah hanya memuat subyek-subyek, buku indeks mempunyai kelebihan, yaitu memuat banyak sumber-sumber tulisan. Contohnya ialah Buku Subyek Indeks (BSI) Kedokteran, BSI Hukum, BSI Ekonomi, dan sebaganya. Hal ini sangat bermanfaat bagi para peneliti.

Buku peta adalah buku yang memuat informasi tentang tempat-tempat di bumi, seperti kota, propinsi, negara, sungai, gunung, laut, selat, danau, tempat ibadah, dan sebagainya, yang sangat bermanfaat bagi para peneliti. Buku peta sangat bermanfaat untuk mengetahui lokasi atau tempat, serta jarak.

Majalah ilmiah ialah kumpulan artikel-artikel ilmiah (karya ilmiah) dalam bidang ilmu tertentu yang diterbitkan secara periodik seperti dua mingguan, bulanan, tiga bulanan, dan sebagainya. Kelebihan majalah ilmiah adalah informasi sangat up to date karena diterbitkan secara periodik mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Namun, kelemahannya adalah penjelasan yang tidak menyeluruh dan tidak mendalam. Para peneliti paling sering menggunakannya sebagai sumber informasi karena kelebihannya. Sedangkan majalah populer merupakan majalah yang memuat berita-berita, informasi hiburan, pendidikan, ekonomi, dan informasi-informasi ringan (non ilmiah). Sedangkan surat kabar (koran) biasanya memuat berita-berita harian, baik skala lokal, nasional, maupun internasional, namun juga memuat informasi iklan, hiburan, ekonomi, dan informasi ringan lainnya. Koran mempunyai kelebihan, yaitu informasinya sangat up to date (aktual) namun tidak selalu ilmiah.


Wallaahu a’lam bish-shawwab,
Fas-aluu ahladz-dzikri inkuntum laa ta’lamuun

Penulis:
Muhammad Muhtar Arifin Sholeh
Dosen di UNISSULA Semarang
Ph.D Student di Department of Information Studies, University of Sheffield UK
Alumni Antropologi UGM & Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga
Alumni Aberystwyth University, UK
Ketua Kibar UK 2009/2010
http://muhstarvision.blogspot.com
Reblog this post [with Zemanta]
•23:29
Pengajian of Dearest Friday – PDF (seri ke-58)
Jum’at, 10 Juli 2009

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.


PENGETAHUAN-PENGETAHUAN BAGI GURU(2)

4. Curriculum Knowledge

Curriculum Knowledge (pengetahuan kurikulum) adalah pengetahuan yang membahas tentang konsep, prinsip, pelaksanaan, pengembangan, dan evaluasi kurikulum, serta tentang materi (topik-topik) pelajaran. Seorang guru harus memahami pengetahuan kurikulum karena kurikulum merupakan ‘barang dagangan’, atau ‘tools of the trade’ menurut Neville Bennett (Bennett, 1993:7), dari seorang guru.

Konsep kurikulum meliputi definisi, ciri, fungsi, dan tujuan kurikulum. Hal-hal tersebut merupakan pengetahuan dasar kurikulum yang harus dimengerti oleh guru. Prinsip kurikulum yang harus disadari, antara lain, adalah bahwa materi pelajaran diberikan kepada anak didik yang pada hakekatnya adalah manusia yang senantiasa berkembang. Selain itu, kurikulum harus melihat perkembangan jaman agar sesuai dengan tuntutan pasaran kerja.

Pelaksanaan kurikulum harus direncanakan dengan matang dengan memperhatikan konsep kurikulum, prinsip kurikulum, tujuan kurikulum, perkembangan jaman, dan kemungkinan-kemungkinan perubahan. Sedangkan pengembangan kurikulum harus memperhatikan pelaksanaan kurikulum, apakah pelaksanaannya sesuai dengan rencana atau perlu perubahan-perubahan. Dalam hal ini evaluasi kurikulum perlu dilakukan dengan mengajukan pertanyaan, sebagaimana diajukan oleh John D. Mc. Neil, “Apakah kesempatan belajar, program, pelajaran dan kegiatan yang direncanakan bila dikembangkan dan disusun sungguh-sungguh menghasilkan hasil yang dikehendaki? dan Bagaimana pencapaian kurikulum dapat secara terbaik diperbaiki?” (Neil, 1988:223).

5. Knowledge of Learners and their Characteristics

Knowledge of Learners and their Characteristics (pengetahuan tentang siswa dan karakteristiknya) ialah pengetahuan mengenai identitas dan kepribadian anak didik. Seorang guru harus berusaha paling tidak mengetahui nama-nama siswanya walaupun banyak jumlahnya. Selain itu dia juga seharusnya mengetahui perilakunya terutama di sekolah, apakah mereka termasuk anak yang rajin atau tidak, yang pandai atau tidak, yang penurut atau tidak, dan sebagainya. Hal-hal tersebut perlu diketahui karena berkaitan dengan perkembangan prestasi belajar siswa.

Identitas dan kepribadian anak dapat diketahui dengan berbagai cara seperti melalui angket, tanya jawab, program BP (Bimbingan Penyuluhan), atau kunjungan ke rumah. Hal-hal tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui perkembangan prestasi anak, memotivasi anak dalam belajar, dan mempererat hubungan antara pihak sekolah dengan orang tua.

6. Knowledge of Educational Context

Knowledge of Educational Context (pengetahuan tentang konteks pendidikan) adalah pengetahuan yang menunjukkan hubungan pendidikan dengan dunia luar sekolah, seperti karakter budaya masyarakat di sekitar sekolah, kebutuhan tenaga kerja, dan pembangunan nasional.

Seorang guru dituntut untuk mengerti karakter budaya masyarakat di mana dia mengajar. Kebudayaan meliputi unsur-unsur kesenian, bahasa, sistem pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem politik, dan sistem ekonomi. Misalnya, seorang guru yang mengajar di daerah Surakarta dan Yogyakarta memahami karakter budaya Jawa dan hendaknya mampu berbicara dengan bahasa Jawa (ngoko atau kromo inggil).

Konsep link and match dalam pendidikan harus benar-benar disadari dan dipahami oleh guru. Konsep tersebut menjelaskan tentang keterkaitan antara kurikulum sekolah dengan pasaran kerja. Apakah ilmu yang diterima di sekolah benar-benar dibutuhkan oleh pasaran kerja harus diperhatikan baik oleh guru maupun penyusun kurikulum. Mata pelajaran yang diterima para siswa di sekolah harus menjadi bekalnya kelak jika sudah bekerja. Selain mendapat mata pelajaran pokok, mereka juga perlu memperoleh pelajaran tambahan sebagai pengembangan wawasan untuk menghadapi persaingan di pasaran kerja yang akhir-akhir ini memang sangat ketat.

Seorang guru adalah pelaku pembangunan bangsa, khususnya di bidang pendidikan. Padahal pendidikan merupakan bidang yang vital dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, seorang guru juga perlu mempunyai wawasan yang cukup tentang konsep dan perkembangan pembangunan bangsa. Konsep, dasar, prinsip, tujuan, program, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan nasional adalah hal-hal yang perlu dipahami oleh seorang guru. Guru akan ketinggalan jaman jika tidak mengikuti perkembangajn pembangunan nasional.

7. Knowledge of Educational Purposes

Knowledge of Educational Purposes (pengetahuan tentang tujuan pendidikan) yaitu pengetahuan tentang apa-apa yang akan dicapai dalam pendidikan. Dalam hal ini termasuk target pendidikan, nilai pendidikan, dan latar belakang historis serta filosofis dari pendidikan.

Seorang guru harus mengetahui range tujuan pendidikan yang meliputi tujuan instruksional (umum dan khusus), tujuan korikuler (tujuan kurikulum), tujuan institusional (tujuan kelembagaan), tujuan nasional, dan tujuan filosofis pendidikan. Tujuan-tujuan tersebut berurutan mulai dari tujuan pendidikan yang paling sederhana dan kongkrit sampai tujuan yang paling kompleks dan abstrak.

Tujuan pendidikan yang paling sederhana adalah tujuan instruksional, yaitu tujuan yang dicapai dari materi pelajaran yang disampaikan, misalnya tujuan agar siswa dapat menyebutkan syarat-syarat shalat dan siswa dapat menjelaskan definisi puasa. Sedangkan tujuan pendidikan yang paling kompleks adalah tujuan filosofis, yaitu tujuan pendidikan yang dicapai dari segi filsafat dan agama, seperti membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.


Wallaahu a’lam bish-shawwab,
Fas-aluu ahladz-dzikri inkuntum laa ta’lamuun

Penulis:
Muhammad Muhtar Arifin Sholeh
Dosen di UNISSULA Semarang
Ph.D Student di Department of Information Studies, University of Sheffield UK
Alumni Antropologi UGM & Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga
Alumni Aberystwyth University, UK
Ketua Kibar UK 2009/2010
http://muhstarvision.blogspot.com
Reblog this post [with Zemanta]
•20:33
Pengajian of Dearest Friday – PDF (seri ke-57)
Jum’at, 3 Juli 2009

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.


PENGETAHUAN-PENGETAHUAN BAGI GURU(1)

Shulman, dalam artikelnya yang berjudul Knowledge and Teaching : Foundations of the New Reforms yang dimuat di suatu jurnal ilmiah pendidikan, menyatakan bahwa seorang guru harus memahami tujuh pengetahuan yang menjadi dasar pengajaran di kelas, yaitu content knowledge, general pedagogical knowledge, pedagogical - content knowledge, curriculum knowledge, knowledge of learners and their characteristics, knowledge of educational contexts, dan knowledge of educational purposes (Shulman, 1987:1-22).

1. Content Knowledge

Content Knowledge berarti pengetahuan isi. Maksudnya adalah pengetahuan yang mengacu pada jumlah dan organisasi pengetahuan yang ada di benak seorang guru. Guru harus mempunyai pengetahuan tentang struktur dan substansi dari subyek mata pelajaran, seperti bagaimana prinsip dan konsep dasar dalam subyek itu diorganisir ataupun diklasifikasi. Selain itu, guru juga harus mengetahui sejauh mana validitas dan kebenaran dari konsep-konsep maupun prinsip-prinsip yang berada dalam subyek tersebut. Dia harus memahami struktur, prinsip, konsep, validitas, dan kebenaran dari apa-apa yang dia ajarkan.

Contoh dari hal tersebut adalah subyek mata pelajaran Agama Islam. Pendidikan agama Islam sebagai mata pelajaran tentunya mempunyai struktur, prinsip, dan konsep-konsep. Struktur mata pelajaran Agama Islam dibangun dari sejumlah topik materi yang ada di dalamnya seperti Aqidah, Akhlaq, Baca Tulis al-Quran, Fiqh, Bahasa Arab, dan Sejarah Islam. Masing-masing topik tersebut mempunyai struktur tersendiri yang terdiri dari bagian-bagian yang lebih kecil, misalnya Fiqh terdiri dari Fiqh Ibadah (yang mencakup ibadah-ibadah khusus seperti shalat, puasa, zakat, dan haji), Fiqh Mu’amalah (yang meliputi fiqh pernikahan, fiqh perdagangan, utang-piutang, koperasi, asuransi, dan sebagainya), Fiqh Siyasah (yang berbicara tentang kepempimpinan, kekuasaan, partai politik, negara menurut Islam, dan sebagainya), Fiqhun-Nisaa’, dan sebagainya.

Selain pengetahuan tentang struktur dan klasifikasi dalam pelajaran Agama Islam, seorang guru Agama Islam juga harus memahami konsep-konsep yang ada di dalamnya. Dalam topik materi Fiqh, misalnya, dia harus mengetahui konsep shalat, zakat, shaum, wajib, sunah, makruh, mubah, halal, haram, mukallaf, jama’, qashar, rukhshah, dan sebagainya.

2. General Pedagogical Knowledge

General Pedagogical Knowledge (pengetahuan pedagogi secara umum) ialah pengetahuan yang menyangkut tentang strategi dan prinsip-prinsip umum dalam pengelolaan dan organisasi kelas. Pengetahuan ini sangat mempengaruhi keberhasilan guru dalam pengajaran di kelas karena strategi dan prinsip tersebut merupakan langkah serta ketentuan yang harus ditempuh untuk menyampaikan mata pelajaran.

Strategi pengelolaan kelas dapat ditempuh dengan menggunakan pendekatan dan metode tertentu. Misalnya, topik pelajaran Aqidah dan Akhlaq menggunakan pendekatan perasaan (feeling approach), yaitu perasaan hati yang dalam (keyakinan) digunakan sebagai dasar pemahaman Aqidah dan Akhlaq. Metode yang digunakan dalam topik ini adalah metode keteladanan dan kunjungan. Seorang guru atau orang tua harus memberi contoh yang baik kepada anak didik. Anak didik perlu diajak berkunjung ke, misalnya, panti asuhan yatim piatu, pondok pesantren, pegunungan, atau pantai, agar mereka lebih memahami dan meresapi pelajaran Aqidah dan Akhlaq.

Prinsip pengelolaan kelas berpijak pada aturan-aturan dasar yang harus ditaati oleh guru maupun siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Prinsip tersebut di antaranya guru adalah seorang pembimbing di kelas, murid ialah anak didik yang berkembang dan terus menerima bimbingan, metode mengajar yang ditentukan harus sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan, alat peraga digunakan untuk memperjelas pengajaran dan digunakan sesuai dengan metode serta materi yang dipilih, alokasi waktu pengajaran disesuaikan dengan materi pelajaran yang diberikan, dan sebagainya.

Dalam general pedagogical knowledge terkandung management of activities (pengaturan kegiatan), management of order (pengaturan perintah), dan management of materials (pengaturan materi). Sehubungan dengan ketiga hal tersebut, guru harus memulai pelajaran dengan menarik, mengorganisir kelas dengan baik, dan mengimplementasikan struktur pelajaran yang telah direncanakan. Perintah atau tuntutan guru di kelas harus menciptakan situasi yang kondusif dalam proses belajar mengajar di kelas. Selain itu, guru juga harus menyiapkan, menyediakan, menyeleksi atau mendesain materi pelajaran, sumber materi, dan alat peraga.

3. Pedagogical-Content Knowledge

Pedagogical - Content Knowledge (pengetahuan tentang isi pedagogi) merupakan pengetahuan lebih lanjut dari General Pedagogical Knowledge. Pengetahuan ini ialah pengetahuan tentang bagaimana cara membuat formulasi ide-ide (mata pelajaran) dan menampilkannya di depan kelas sehingga dapat dipahami oleh anak didik. Pengetahuan ini mencakup bentuk-bentuk yang paling tepat (paling bermanfaat) untuk presentasi materi pelajaran dan pemberian penjelasan, ilustrasi, analogi, contoh serta praktek yang jelas dan tepat.

Pengetahuan isi pedagogi juga melibatkan pengetahuan lain seperti pengetahuan kurikulum, pengetahuan karakteristik siswa, dan pengetahuan pedagogi umum. Dalam Pedagogical - Content Knowledge terkandung planning and preparation (perencanaan dan persiapan), direct instruction-management input (masukan manajemen instruksi langsung), structured conversation-management input (masukan manajemen pembicaraan terstruktur), direct instruction-monitoring (pemantauan melalui instruksi langsung), structured conversation-monitoring (pemantauan melalui pembicaraan terstruktur), dan evaluation and reflection (evaluasi dan refleksi) (Bennet, 1993:223-226).

Sehubungan dengan kandungan tersebut, seorang guru harus membuat rencana dan persiapan dengan baik. Perencanaan harus disertai dengan tujuan yang jelas serta program kerja yang tepat. Dalam mencari masukan untuk pengajaran, guru dapat melakukan dengan instruksi langsung kepada siswa seperti mengetahui minat siswa dan memilih konsep serta contoh yang tepat untuk mereka. Guru juga dapat melakukannya dengan wawancara atau pembicaraan dengan siswa secara akrab dan penuh perhatian.

Anak didik perlu dipantau dengan cara instruksi langsung maupun pembicaraan terstruktur. Instruksi langsung dapat dilakukan dengan mengontrol apakah anak dapat memahami pelajaran yang lalu atau yang sedang diberikan. Alat kontrolnya dapat berupa pertanyaan atau tes. Wawancara yang terstruktur dan mendalam dapat memantau perkembangan prestasi anak didik. (Bersambung)


Wallaahu a’lam bish-shawwab,
Fas-aluu ahladz-dzikri inkuntum laa ta’lamuun

Penulis:
Muhammad Muhtar Arifin Sholeh
Dosen di UNISSULA Semarang
Ph.D Student di Department of Information Studies, University of Sheffield UK
Alumni Antropologi UGM & Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga
Alumni Aberystwyth University, UK
Ketua Kibar UK 2009/2010
http://muhstarvision.blogspot.com
Reblog this post [with Zemanta]