•15:07

Pengajian of Dearest Friday – PDF (seri ke-37)
Jum’at, 13 Februari 2009


Bismillaahirrahmaanirrahiim

Assalaamu'alaikum Wr. Wb.


WHAT IS "ISLAM" ? (bagian 7)

ISLAM SENI (Art Islam)


Kesenian sering dikonotasikan dengan keindahan (estetika). Beberapa pengertian tentang keindahan adalah sebagai berikut :

  1. Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan (Hemsterhuis).
  2. Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri, atau beauty is an order of parts in their manual relations and in their relation to the whole (Baumgarten).
  3. Sesuatu yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik maka ciptaan itu belum indah. Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral (Sulzer).
  4. Keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat (Tolstoy);
  5. Sesuatu yang indah dan memiliki proporsi yang harmonis adalah sesuatu yang nyata, sehingga keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan. Jadi sesuatu yang indah adalah nyata, dan sesuatu yang nyata adalah yang baik (Shaftesbury).

Kesenian merupakan ekspresi manusia tentang nilai estetis (keindahan) dalam bentuk suara, gambar, tulisan, benda, dan sebagainya. Kesenian dapat berujud seni kaligrafi, seni lukis, seni musik, seni pahat, seni patung, seni puisi, seni suara, seni tari, dan sebagainya. Kesenian sering disamakan dengan kebudayaan, atau orang sering mengganggap bahwa kebudayaan adalah kesenian, seorang budayawan ialah seorang seniman. Anggapan tersebut kurang benar karena kesenian merupakan salah satu dari unsur kebudayaan.


Estetika mempunyai beberapa unsur, yaitu wujud (rupa), bobot (isi), dan penampilan (penyajian). Wujud mempunyai arti yang lebih luas dari pada rupa. Wujud adalah suatu kenyataan yang nampak secara kongkrit, sehingga dapat ditangkap oleh indera manusia seperti penglihatan dan pendengaran, maupun secara abstrak sehingga hanya bisa dibayangkan oleh manusia. Rupa biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang berwujud, tetapi yang hanya dapat oleh indera manusia. Wujud mengandung dua unsur yang mendasar, yaitu bentuk (form) dan struktur (structure). Bentuk yang paling sederhana adalah titik, sedangkan yang lebih rumit adalah garis, bidang, dan ruang. Struktur yang baik dapat dilihat dari segi keutuhan (unity), keseimbangan (balance), dan penonjolan (dominance).


Bobot (isi) merupakan makna dari apa yang disajikan oleh penyaji kepada para pengamat. Bobot karya seni dapat dilihat langsung oleh panca indra manusia, tetapi dapat juga dirasakan (dihayati) sebagai makna dari wujud kesenian. Bobot kesenian mempunyai tiga aspek, yaitu gagasan (idea), pesan (message), dan suasana (mood). Gagasan adalah hasil pemikiran (konsep), pendapat, atau pandangan tentang sesuatu. Gagasan selalu ada dalam kesenian dan perlu disampaikan kepada penikmatnya. Bobot suatu karya seni dapat dilihat dari segi idenya. Selain itu, bobot seni juga dapat dilihat dari pesan dalam karya seni, yaitu anjuran, himbauan, atau propaganda yang disampaikan kepada penikmat seni. Suasana yang diciptakan dalam karya seni dapat menunjukkan bobotnya. Suasana akan memperkuat kesan yang dibawakan oleh pelaku seni dalam film, drama, tarian, dan sebagainya.


Penampilan (penyajian) yang dimaksud adalah bagaimana kesenian disajikan, disuguhkan kepada orang yang menikmatinya. Tiga unsur yang berperan dalam penampilan kesenian adalah bakat (talent), ketrampilan (skill), dan sarana (medium). Bakat merupakan potensi kemampuan khas yang didapat berkat keturunannya. Bakat seseorang bisa mengenai satu cabang kesenian saja atau segala macam kesenian. Namun demikian, bakat tidak menjadi faktor penentu 100% dari penampilan kesenian. Ketrampilan kesenian merupakan kemahiran kesenian yang diperoleh dari latihan-latihan. Taraf kemahiran tergantung dari cara melatih dan ketekunannya melatih diri. Saat ini latihan kesenian banyak didukung dengan berbagai sarana atau media. Sarana yang dimaksud adalah peralatan kesenian, pakaian, dan suasana (cahaya, warna, ketenangan).


Kesenian memberi dampak positif bagi kehidupan manusia. Kesenian sebagai ekspresi nilai estetis manusia, yang merupakan fitrah manusia, mengembangkan dan membina perasaan manusia. Maksudnya, perasaan manusia akan semakin halus, peka, dan tanggap dengan kesenian. Misalnya, seni puisi atau prosa melatih manusia untuk mengekspresikan rasa suka, sedih, takut, cemas, atau rasa bangga. Latihan tersebut dapat lebih menghidupkan perasaan manusia. Seni lukis merupakan ekspresi imajinasi dan ide (wawasan) dari seorang pelukis. Dengan demikian keuntungan lain dari kesenian adalah upaya pengembangan imajinasi dan wawasan. Selain itu, kesenian juga melatih ketrampilan tangan, kaki, dan bahkan seluruh tubuh manusia.


Walaupun demikian, kesenian dapat juga memberi dampak negatif. Dampak negatif kesenian muncul terutama pada praktek kesenian. Hal-hal yang negatif tersebut, antara lain, adalah pelanggaran aturan (norma) agama ataupun masyarakat, dekadensi moral, dan penggusuran budaya lokal.


Praktek kesenian dapat melanggar aturan (norma) agama maupun masyarakat jika kesenian tersebut tidak dimasuki dengan nilai-nilai agama. Praktek kesenian yang melanggar aturan tersebut, antara lain, adalah tarian telanjang (tarian yang membuka aurat), melukis Tuhan atau Nabi, menyanyikan lagu-lagu porno, perjudian lewat kesenian, dan sebagainya. Dekadensi moral muncul akibat dari pelanggaran aturan agama tersebut; Misalnya, tarian telanjang, melukis orang telanjang, dan foto setengah bugil di majalah dianggap masyarakat Indonesia sebagai hal yang tidak sopan. Kesenian kadang disertai dengan mabuk-mabukan dan perjudian.


Agama Islam tidak melarang manusia untuk berkesenian asalkan tidak melanggar aturan-aturan agama. Hal ini karena Tuhan yang Maha Indah adalah pencipta keindahan dan Tuhan mencintai keindahan. Ekspresi nilai estetis merupakan fitrah (bawaan dasar) manusia, artinya setiap orang menginginkan keindahan, seperti seorang wanita yang suka bersolek dan seorang laki-laki yang menginginkan pakaian rapi.


Islam memberi nilai-nilai agama agar dalam kesenian tidak melanggar aturan agama, sesuai dengan fitrah manusia, dan memberi manfaat kepada manusia. Kesenian tidak dibenarkan jika melanggar ajaran agama, misalnya berkesenian lalu melupakan shalat, berkesenian dengan pakaian yang memamerkan aurat, dan berkesenian dengan melupakan, melalaikan, bahkan melecehkan Tuhan yang Maha Kuasa. Seni lukis yang menggambarkan Allah swt. atau Nabi Muhammad saw. sangat dilarang agama. Seni tari yang memamerkan tubuh (aurat), apalagi tari telanjang, sangat dilarang agama.


Dalam pandangan Islam, seluruh amal Sholeh atau akhlaqul-karimah adalah suatu keindahan (estetis). Rasulullah saw bersabda, yang artinya, "Budi pekerti yang baik ada sepuluh macam. Ia berada dalam jiwa seseorang tetapi belum tentu berada dalam jiwa anaknya, dan ia berada di dalam jiwa seorang anak tetapi belum tentu berada dalam jiwa seorang bapak, dan ia berada di dalam jiwa seorang budak tetapi belum tentu ada di dalam jiwa majikannya. Ia diperuntukkan oleh Allah buat orang yang dikehendaki menjadi orang yang berbahagia, yaitu: 1) benar perkataannya, 2) tetap teguh dalam peperangan, 3) suka member peminta-minta, 4) penggaji buruh (karyawan), 5) memelihara amanah, 6) suka menyambung hubungan family, 7) menjaga kehormatan pribadinya kepada tetangga, 8) menjaga kesopanan kepada teman-teman, 9) menyambut tamu dengan baik, dan 10) pangkal sifat-sifat itu adalah sifat malu" (HR Hakim).

( to be continued )


Wallaahu a'lam bish-shawwab,

Fas-aluu ahladz-dzikri inkuntum laa ta'lamuun

Penulis :

Muhammad Muhtar Arifin Sholeh

Dosen di UNISSULA Semarang

Ph.D Student di Department of Information Studies,

University of Sheffield UK

http://muhstarvision.blogspot.com

http://dearestfriday.blogspot.com

|
This entry was posted on 15:07 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: