•15:55
Pengajian of Dearest Friday – PDF (seri ke-66)
Jum’at, 4 September 2009

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.


THE ART OF SPEAKING/RETORIKA (2 - selesai)

Topik yang Menarik
Para pendengar (audience) dapat tertarik pada ceramah seseorang dengan melihat topik (judul) yang disampaikan, apalagi jika penceramahnya seorang orator. Topik ceramah dapat dikatakan menarik apabila memenuhi hal-hal tersebut di bawah ini.
  1. Topik harus dikehendaki publik. Dalam hal ini publik jelas akan mendukung jika mereka mempunyai kepentingan dengan topik yang disampaikan.
  2. Topik harus bermanfaat. Topik yang disampaikan harus dapat memberi dampak positif terhadap pendengar.
  3. Topik harus aktual. Aktual artinya sesuatu yang sedang hangat dibicarakan masyarakat. Topik ceramah yang aktual akan menarik banyak orang.
Sumber untuk menemukan topik ceramah antara lain; cerita pengalaman pribadi; hobby dan ketrampilan; pengalaman pekerjaan atau profesi; berita hangat di koran atau tajuk rencana serta artikel di koran; berita-berita di radio atau televisi; ilmu pengetahuan di buku-buku, dan sebagainya.

Naskah Pidato
Naskah pidato banyak membantu penceramah dalam mengungkapkan ide-idenya di hadapan massa. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan pidato dengan naskah, antara lain :
  1. Susunlah terlebih dahulu garis besar naskah dan siapkan bahanbahannya.
  2. Tulislah naskah seakan-akan kita berbicara dengan gaya percakapan yang formal dan langsung di hadapan publik.
  3. Bacalah naskah berkali-kali sambil membayangkan pendengar dihadapan anda. Berlatihlah membaca dengan agak keras di depan cermin, anggap sedang melakukan pidato yang sebenarnya.
  4. Hafalkan sekedarnya sehingga kita lebih dapat sering melihat pendengar, jangan sampai hanya terpaku pada naskah.
  5. Tulislah naskah dengan cetakan yang benar, jelas, dan mudah dibaca sehingga memperlancar pembacaan naskah.

Penanaman Ide
Agar gagasan atau ide yang disampaikan melalui ceramah dapat berdampak positif dan mudah diingat oleh pendengar, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
  1. Menguasai banyak cerita, tamsil, atau pepatah (peribahasa).
  2. Gunakan kata-kata yang sederhana dan kuasailah bahasa setempat, sehingga memudahkan komunikasi dengan pendengar.
  3. Hindari istilah teknis yang kabur pengertiannya.
  4. Berhemat dalam menggunakan kata-kata.
  5. Mengetahui psikologi moment dan ilmu jiwa massa.
  6. Hindari kata-kata jorok atau kurang sopan.
  7. Menyatakan sesuatu dengan sikap tegas dan penuh keyakinan agar pendengar tidak bimbang (ragu) dan berniat mengamalkan.
  8. Mengusahakan agar gagasan yang ditawarkan dapat dimengerti.
  9. Memberikan contoh-contoh aktual yang menunjukkan gagasan itu benar dan bermanfaat.
  10. Memberikan pengalaman praktis yang mudah dicontoh.

Kegagalan Penceramah
Hal-hal yang dapat menggagalkan seseorang dalam melakukan pidato adalah sebagai berikut :
  1. Antara judul, pendahuluan, materi yang disampaikan, dan kesimpulan saling bertentangan (kontradiksi).
  2. Volume suara atau nada suara (intonasi) kurang retoris atau kurang seni sehingga membosankan.
  3. Grogi dan tertegun karena kurang persiapan, baik materi maupun mentalnya.
  4. Memarahi publik dengan kata-kata yang melukai hati.
  5. Kelelahan phisik maupun psikhis pembicara.
  6. Waktu yang disediakan terbatas sehingga tergesa-gesa dan dilaksanakan agak larut malam sehingga pendengar mengantuk.
  7. Membaca naskah tersendat-sendat dengan gaya bahasa seronok.
  8. Menyampaikan cerita bohong yang bersifat fitnah dan adu domba.
  9. Tidak mengetahui atau memamahi secara mendalam "siapa yang diajak bicara" (pendengar).
  10. Pendengar (publik) mengetahui bahwa apa yang disampaikan pembicara bertentangan antara ucapan dan perbuatan.
  11. Berbicara terlalu cepat atau terlalu lamban.

Strategi Komunikasi Lisan
  1. Analisa komunikator. Seorang penceramah harus menganalisa dirinya sebagai komunikator. Ia harus meneliti kembali pengetahuan, sikap, dan keyakinan yang akan disampaikan.
  2. Analisa pesan (message). Sesuai dengan latar belakang komunikator dan publik serta situasi komunikasi, pembicaraan harus merumuskan jenis pesan, cara penyusunannya, dan gaya bahasanya.
  3. Analisa cara penyampaian. Pembicara harus menetapkan cara penyampaian pesannya dan harus memperhitungkan panjangnya pembicaraan, alat-alat visual yang digunakan, gerak dan isarat, apakah melalui tatap muka atau melalui media massa.
  4. Analisa hadirin (pendengar). Penceramah yang bijak harus mempunyai daya pikat dalam ceramahnya. Oleh karena itu perlu terlebih dahulu mengumpulkan informasi mengenai sikap, pengetahuan, kepercayaan, dan tindakan publik. Harus menentukan klasifikasi hadirin; bersahabat netral atau bermusuhan.


Wallaahu a’lam bish-shawwab,
Fas-aluu ahladz-dzikri inkuntum laa ta’lamuun

Penulis:
Muhammad Muhtar Arifin Sholeh
Dosen di UNISSULA Semarang
Ph.D Student di Department of Information Studies, University of Sheffield UK
Alumni Antropologi UGM & Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga
Alumni Aberystwyth University, UK
Ketua Kibar UK 2009/2010
http://muhstarvision.blogspot.com
Reblog this post [with Zemanta]
|
This entry was posted on 15:55 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: