•01:08
Pengajian of Dearest Friday – PDF (seri ke-54)
Jum’at, 12 Juni 2009

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.


ETOS KERJA ISLAMI

Etos kerja adalah adat kebiasaan kerja atau watak kerja seseorang, suatu manifestasi kebudayaan. Sehubungan dengan etos kerja, penulis telah membuat suatu skema, yaitu “Skema Etos Kerja” yang merujuk pada al-Quran dan al-Hadits. Skema dibagi menjadi beberapa kolom; yaitu kolom manusia, proses kerja, tanggung jawab, dan kolom tujuan. Masing-masing kolom akan dijelaskan secara singkat pada bagian berikut.

1. Kolom Manusia
Dalam kolom ini terdapat ayat al-Quran yang artinya, "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan" (Q.S. al-Qashaash 28:77).

Ayat tersebut mengisaratkan adanya pasangan berlawanan (binary opposition, istilah tokoh strukturalisme Levi Strauss) yaitu dunia-akhirat dan baik-buruk. Semua isi alam semesta diciptakan dengan pasangan-pasangan (Q.S. Yaasiin 36:36) seperti pria-wanita, suka-duka, kanan-kiri, dan sebagainya. Oleh karena itulah skema etos kerja tersebut dibagi menjadi dua jalur, yaitu jalur atas (untuk orang yang beriman, agamis, non sekuler) dan jalur bawah (untuk orang yang tidak beriman, non agamis, sekuler). Dalam kolom ini terdapat pasangan dalam diri manusia (internal) dan luar diri manusia (eksternal).

Ayat 77 surat al-Qashash itu memerintahkan untuk mencari surga tanpa meninggalkan dunia. Surga dalam banyak ayat digambarkan dengan sesuatu yang menyenangkan atau memuaskan hati, yang akan dicapai kelak di kemudian hari. Cita-cita (tujuan) manusia adalah sesuatu yang menyenangkan hati dan dicapai di kemudian hari. Oleh karena itu, "surga" merupakan bahasa simbolik untuk mengungkapkan "cita-cita". Perintah mencari surga berarti perintah untuk mempunyai cita-cita (idealisme) dan berusaha mencapainya dengan segala apa yang telah diberikan oleh Allah. Dunia adalah tempat yang sedang dihadapi manusia, di mana segala proses sedang berlangsung. "Jangan melupakan dunia" berarti jangan lupa bahwa sekarang sedang berlangsung suatu proses untuk mencapai cita-cita. Oleh karena itu, manusia harus berbuat "baik" (ahsin) sebagaimana Allah telah berbuat baik, artinya berbuat sesuatu yang mendukung tercapainya cita-cita. "Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi" (walaa tabghil-fasaada fil-ardh) artinya pada saat berusaha mencapai cita-cita janganlah berbuat sesuatu yang menghambat tercapainya cita-cita. Allah tidak menyukai orang-orang yang tidak mempunyai idealisme dan berusaha menghambat idealisme.

Orang yang akan melakukan suatu kerja (aktivitas) harus menyiapkan dua hal (binary opposition) yaitu dalam diri manusia (akal, hati, mata, tangan, dan sebagainya) dan sesuatu yang di luar diri manusia (bahasa, peralatan, organisasi, bangunan, dan sebagainya). Misalnya, pekerjaan seorang guru atau dosen tidak hanya memerlukan akal untuk berpikir, tangan untuk menulis, atau mulut untuk berbicara, tetapi juga memerlukan buku, alat tulis, ruang kelas, dan sebagainya. Pekerjaan seorang pegawai kantor tidak hanya memerlukan akal, tangan, mata, atau mulut tetapi juga memerlukan gedung kantor, komputer, mesin hitung, dan sebagainya.

2. Kolom Proses Kerja
Setelah seseorang menyiapkan dua hal (internal dan eksternal) itu, dia kemudian melakukan proses kerja. "Katakanlah, 'Hai kaumku bekerjalah sesuai dengan keadaanmu (posisimu), sesungguhnya aku akan bekerja pula, maka kelak kamu akan mengetahui'" (Q.S. az-Zumar 39:39), demikian ayat yang menyatakan tentang proses kerja, selain ayat 84 surat al-Isyraa'. Dalam kolom proses kerja terdapat variabel-variabel kerja, antara lain:
a. Niat (intention)
“Sesungguhnya amal (perbuatan) itu mengandung niat. Setiap perbuatan tergantung niatnya…..” (al-Hadits)
b. Rencana Kerja (planning work)
"Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dan hendaklah tiap diri memperhatikan apa yang telah diusahakannya untuk masa yang akan datang, dan taqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan" (Q.S. al-Hasyr 59:18)
c. Pembagian Tugas (job distribution)
"Tidak patut orang-orang yang beriman keluar semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak keluar sebagian di antara tiap-tiap golongan mereka supaya mereka yang tinggal memahami dan memberi peringatan kepada kaumnya, bila mereka kembali kepadanya mudah-mudahan mereka waspada (takut)" (Q.S. at-Taubah 9:122).
d. Bertahap, Optimal (sequence/optimal)
"Apabila telah menyelesaikan suatu pekerkaan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh pekerjaan yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu kamu mengharap" (Q.S. al-Insyirah 94:7-8). “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya ….” (QS. al-Baqarah 2:286).
e. Kerja Sama (cooperation)
"... dan tolong menolonglah dalam kebaikan dan taqwa dan janganlah tolong menolong dalam dosa dan aniaya ..." (Q.S. al-Maidah 5:2). "Orang-orang beriman laki-laki dan perempuan bantu membantu dalam amar makruf nahi mungkar, mendirikan shalat, membayar zakat, dan takut kepada Allah dan Rasul-Nya ..." (Q.S. at-Taubah 9:71).
f. Disiplin (discipline), Profesional (professional)
"Janganlah kamu mengatakan tentang suatu urusan, 'besok hari saya kerjakan pekerjaan itu', melainkan jika dikehendaki Allah ..." (Q.S. al-Kahfi 18:23-24). "Katakanlah, 'masing-masing bekerja menurut bentuk (keadaannya). Tuhanmu yang lebih mengetahui siapa mendapatkan petunjuk" (Q.S. al-Isyraa’ 17:84).
g. Kreatif, dinamis (creative, dynamic)
"Apabila telah menyelesaikan suatu pekerkaan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh pekerjaan yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu kamu mengharap" (Q.S. . al-Insyirah 94:7-8).
h. Benar (true), Sabar (patient)
“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS. al-‘Asyr 103:1-3).
i. Evaluasi (evaluation)
"Katakanlah, 'Berjalanlah kamu di muka bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibatnya orang-orang yang sebelum kamu. Kebanyakan mereka mempersekutukan Tuhan" (Q.S. ar-Ruum 30:42).

3. Kolom Tanggung Jawab
Orang yang telah selesai melakukan proses kerja akan dimintai tanggung jawab, baik tanggung jawab di dunia maupun di akhirat, baik tanggung jawab terhadap proses kerja maupun hasil kerja. Tanggung jawab di dunia ditujukan kepada orang tua, masyarakat, atasan, guru, orang yang mempekerjakan kita, dan sebagainya. Sedangkan tanggung jawab di akhirat ditujukan kepada Allah Maliki Yaumid-diin, Sang Penguasa hari pembalasan. kepada "Katakanlah, 'Bekerjalah kamu. Allah nanti akan melihat pekerjaanmu, serta Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Kamu nanti akan dikembalikan kepada Yang Mengetahui barang ghaib dan nyata, lalu dikabarkan kepadamu apa-apa yang telah kamu kerjakan" (Q.S. at-Taubah 9:105). Adapun bentuk tanggung jawab tersebut adalah cara kerjanya (Q.S. 16:56) dan hasil kerjanya (Q.S. 16:93).

4. Kolom Tujuan
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau diinginkan. Kolom tujuan (cita-cita) terdiri dari dua tujuan yaitu tujuan dunia dan tujuan akhirat. Orang yang beriman, yaitu orang yang senantiasa menggunakan agamanya (titik pandang Ilahi, the divine point of view) sebagai sumber inspirasi kerja, akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat yang diridhoi oleh Allah. Sebaliknya, Orang yang tidak beriman, yaitu orang yang tidak mau tahu agama dan mendewakan otak manusia (the limited human point of view), akan memperoleh kebahagiaan dunia saja; Dia tidak akan memperoleh apa-apa di akhirat, kecuali siksa api neraka, Dia tidak memperoleh ridho Allah.

Tujuan akhirat yang diperoleh orang-orang beriman adalah pahala dan surga. Tujuan ini harus menjadi tujuan pokok mereka, sedangkan tujuan dunia merupakan tujuan yang tidak boleh ditinggalkan karena tujuan dunia dapat digunakan sebagai jembatan untuk mencapai tujuan akhirat. Tujuan dunia, seperti kecukupan sandang, pangan, papan, dan uang, serta memperoleh jabatan atau keberhasilan sekolah, dapat dicapai oleh baik orang yang beriman maupun orang yang tidak beriman jika mereka berusaha keras.


Ciri Kerja yang baik (amal sholeh):

Orang yang beriman harus melakukan amal Sholeh yang mempunyai ciri sebagai berikut:

1. Amal imaniah
a. Amal imaniah Allah (amal dilihat, didengar, dan diketahui Allah, serta dipertanggung-jawabkan kepada Allah)
b. Amal imaniah Malaikat (amal diperhatikan dan dicatat oleh malaikat Raqib-Atid)
c. Amal imaniah Kitab (amal dibimbing oleh Kitab Suci al-Quran)
d. Amal imaniah Nabi/Rasul (amal mengikuti contoh Rasulullah saw)
e. Amal imaniah Hari Kiamat (amal dipertanggung-jawabkan pada hari kiamat)
f. Amal imaniah Taqdir (amal sebagai taqdir/ukuran dan qadha/ketentuan Allah)

2. Amal ilmiah (dan ilmu amaliah)
Amal harus mengandung ilmu, yaitu professional, jangan beramal tanpa ilmu karena Allah mengingatkan, “wa laa taqfu maa laisa laka bihi ilmun, innas-sam’a wa-bashara wal-fuaada kullu ulaaaika kaana ‘anhu mas’uulaa” (janganlah kamu mengikuti apaa-apa yang kamu tidak ada ilmu di dalamnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan akal budi, semuanya, akan ditanya atasnya/diminta pertanggungan jawabnya – QS al-Israa’ 17:36).
Ilmu amaliah yaitu ilmu harus diamalkan atau disebarkan, jangan sampai jadi orang pintar sendirian tetapi mengajak orang banyak jika ingin jadi pintar.

3. Amal karimah (akhlaqul-karimah)
Amal perbuatan manusia harus menunjukkan amal yang baik/mulia, seperti kaki berjalan menuju tempat yang baik, tangan membantu orang lain, mulut makan dan minum makanan dan muniman yang halaalan thayyiban, mulut berbicara yang baik dan sopan, otak berpikir positif (positive thinking), dan sebagainya.

4. Amal rahmah (rahmatan lil-‘aalamiin)
Amal perbuatan manusia harus menunjukkan kasih-sayang, manfaat, dan nilai tambah (plus) bagi orang lain bahkan bagi seluruh isi alam semesta. Rasulullah saw mengingatkan, “khairun-naas anfa’uhu lin-naas” (sebaik-baik manusia adalah manusia yang memberi manfaat pada orang lain).

Allah berfirman, yang artinya, “Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal sholeh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka lakukan dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga).” (QS Saba’ 34:37)


Wallaahu a’lam bish-shawwab,
Fas-aluu ahladz-dzikri inkuntum laa ta’lamuun

Penulis:
Muhammad Muhtar Arifin Sholeh
Dosen di UNISSULA Semarang
Ph.D Student di Department of Information Studies, University of Sheffield UK
Alumni Antropologi UGM & Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga
Alumni Aberystwyth University, UK
Ketua Kibar UK 2009/2010
http://muhstarvision.blogspot.com
|
This entry was posted on 01:08 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: