•02:32
Pengajian of Dearest Friday – PDF (seri ke-49)
Jum’at, 8 Mei 2009

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.


STRATEGI PENGEMBANGAN READING CULTURE (2)

Betapa Nilai Buku Itu Sangat Berharga

Buku merupakan bahan bacaan yang utama. Selain itu, buku merupakan alat para sarjana untuk mentransmisi ilmu pengetahuan. ‘Abd. Al-Basith bin Musa Al-Almawi (wafat tahun 1573), seorang ilmuwan Muslim, telah menulis buku berjudul Mu’id fii Adab Al-Mufid wa Al-Mustafid yang membahas tentang buku. Sepuluh hal penting dalam buku tersebut, khususnya dalam hal teknik transmisi tertulis ilmu pengetahuan, adalah sebagai berikut (Rosenthal, 1996:24-49) :
  1. Buku dibutuhkan dalam semua usaha kesarjanaan yang bermanfaat.
  2. Al-Hadits yang menyatakan, “Rahmat pertama yang diperoleh oleh orang yang sibuk menyampaikan hadits adalah kenyataan bahwa dia mempunyai kesempatan untuk meminjamkan buku kepada orang lain”. Hadits lain mengungkapkan, “Barang siapa yang kikir dengan ilmu, hendaklah dia mengharapkan tiga bencana, yaitu dia mungkin lupa akan ilmunya, atau dia mati tanpa sempat memanfaatkan ilmunya, atau dia mungkin akan kehilangan buku-bukunya”.
  3. Koreksi-koreksi dalam sebuah buku milik orang lain hanya boleh dilakukan atas izin pemiliknya.
  4. Seorang penyalin buku yang menyalin penggalan-penggalan dari buku tentang masalah agama (syar’i) harus suci dari hadas dan menghadap kiblat. Badan, pakaian, tinta, serta kertas yang digunakannya harus bersih. Pernyataan ini mesti dipahami secara harfiah dan bukan berarti si-penyalin harus seorang Muslim.
  5. Seorang pelajar harus mencurahkan perhatian lebih banyak kepada ketepatan dan kebenaran apa yang ditulisnya dari pada mutu tulisan tangannya.
  6. Para otorita keagamaan tidak menyetujui memisahkan susunan genetif yang mengandung nama Allah, semisal ‘Abd Allah, ‘Abd Ar-Rahman, atau Rasul Allah. Jelek sekali kelihatannya jika menemukan kata ‘Abd atau Rasul tertulis di ujung baris dan kata Allah atau Ar-Rahman (atau Rasul) di awal baris; konsekuensinya pemisahan ini tidak boleh dilakukan.
  7. Salinan sebuah manuskrip harus dibandingkan dengan naskah lain (ashl - asli) yang diketahui sebagai benar dan handal.
  8. Setelah dikoreksi dan dijelaskan, penggalan yang meragukan dan tak pasti pembacaannya harus diindikasikan dengan shahhah kecil yang dituliskan di atasnya.
  9. Kata-kata yang berlebihan atau yang ditulis dengan tidak benar harus dikoreksi.
  10. Sebuah bulatan atau titik tebal yang dibuat dengan pena hendaknya digunakan untuk memisahkan berbagai cerita atau hadist yang tercantum dalam manuskrip.

Tidak ada masyarakat, khususnya masyarakat ilmiah, yang tidak mengakui nilai buku yang begitu sangat berharga. Nilai buku berarti keunggulan-keunggulan yang dipunyai sebuah buku bacaan. Nilai buku tersebut digambarkan oleh seorang sastrawan Perancis, Louis L'amour, dalam puisinya sebagai berikut :

"Moments I have Loved"

The book has been man's greatest triumph.
Seated in my library, I live in a time machine.
In an instant I can be transmitted to any area,
any part of the world, even to outer space.

I have lived in every period of history.
I have listened to Budha speak, marched with Alexander,
sailed with the Vikings, ridden in cannoes with the Polynesians.
I have been at the courts of Queen Elizabeth and Louis XIV.
I have been a friend to Captain Nemo,
and have sailed with Captain Bligh on the Bounty.
I have walked in the agora with Socrates and Plato,
and listened to Jesus deliver the Sermon of the Mount.
Best of all, I can do it all again, at any moment.
The book are there.
I have only to reach up the selves and take them down to
alive the moments I have loved.

(Saya mendapat puisi tersebut dari seorang teman pada Rapat Kerja Tingkat Pusat dan Seminar Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia di Kuta Bali pada tanggal 8-11 Desember 1996)

Louis L'amour menyatakan bahwa buku telah menjadi kemenangan (keberhasilan) terbesar bagi manusia. Buku dengan begitu mudah dapat ditransmisikan ke setiap bidang, seluruh penjuru dunia, dan bahkan ke luar angkasa. Louis beranggapan bahwa dengan buku manusia dapat menjelajah sehingga dapat mendengarkan khutbah Jesus atau Sang Budha, naik kano bersama orang-orang Polynesia, dan bahkan dapat berjalan-jalan bersama Socrates atau Plato. Lebih dari itu semua, penjelajahan itu dapat dilakukan lagi pada setiap waktu di segala tempat.

Buku dan segala bentuk materi bacaan merupakan 'guru' yang ramah, tidak pernah marah dan lelah. Dia selalu siap setiap saat dan tempat untuk diambil ilmunya. Dia menyediakan segala ilmu yang dibutuhkan manusia. Manusia dapat berulang-ulang mendapatkan ilmu dari buku yang tak pernah habis. Salah satu fungsi buku adalah untuk dibaca. Buku yang berada di rak dengan jumlah yang sangat banyak tidak akan berfungsi jika dibiarkan tidak dibaca. Kitab Suci al-Quran surat al-Alaq ayat satu memerintahkan manusia untuk membaca (iqra'), yaitu membaca apa saja, termasuk membaca buku.

Pada tahun 1930-an Ranganathan menyampaikan lima hukum ilmu perpustakaan (five laws of library science), yaitu :
  1. Books are for use (buku untuk dimanfaatkan)
  2. Every reader his book (setiap pembaca terdapat bukunya)
  3. Every book its reader (setiap buku terdapat pembacanya)
  4. Save the time of the reader (hemat waktu pembaca)
  5. A library is a growing organism (perpustakaan bagai organisme yang sedang tumbuh)

Lima hukum tersebut menunjukkan bahwa perpustakaan berperanan sangat penting dalam pemanfaatan buku, pelayanan, dan pengembangan pemakainya. Selain itu, perpustakaan merupakan lembaga yang terus tumbuh dan berkembang, baik dari segi koleksi, SDM, maupun sarananya.

(bersambung)


Wallaahu a’lam bish-shawwab,
Fas-aluu ahladz-dzikri inkuntum laa ta’lamuun

Penulis:
Muhammad Muhtar Arifin Sholeh
Dosen di UNISSULA Semarang
Ph.D Student di Department of Information Studies, University of Sheffield UK
Alumni Antropologi UGM & Tarbiyah IAIN
http://muhstarvision.blogspot.com
|
This entry was posted on 02:32 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: