•03:57
Pengajian of Dearest Friday – PDF (seri ke-36)
Jum’at, 6 Februari 2009

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.

WHAT IS "ISLAM"? (bagian 6)

ISLAM PENDIDIKAN

Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras dengan alam dan masyarakatnya (Ki Hajar Dewantara). Pendidikan adalah suatu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien (Azyumardi Azra). Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Pasal 1).

Pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan ketrampilannya. Pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya (M. Yusuf al-Qardhawi). Pendidikan Islam adalah proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat (Hasan Langgulung). Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam (Ahmad D. Marimba).

Abdurrahman an-Nahlawi (1995:21) menyatakan bahwa pendidikan merupakan kegiatan yang benar-benar memiliki tujuan, sasaran, dan target. Pendidikan menuntut terwujudnya program berjenjang melalui peningkatan kegiatan pendidikan dan pengajaran selaras dengan urutan sistematika menanjak yang membawa anak dari suatu perkembangan ke perkembangan lainnya. Dia juga menyatakan bahwa pendidik yang sejati dan mutlak adalah Allah swt. Dialah Pencipta fitrah, Pemberi bakat, Pembuat berbagai sunnah perkembangan. Peran seorang pendidik harus sesuai dengan tujuan Allah swt. menciptakannya (manusia), artinya dia harus mampu mengikuti syariat agama Allah.

Prinsip-prinsip Islam Pendidikan:
  1. Pembebasan manusia dari kesesatan/neraka (QS at-Tahrim 6; al-Baqarah 39,82; al-A’raaf 178,179)
  2. Pembinaan manusia agar menjadi hamba Allah yang memiliki keseimbangan dunia dan akhirat, sebagai cerminan iman dan taqwa (QS al-Qashash 77)
  3. Amar ma’ruf nahi munkar, membebaskan manusia dari kehinaan dan kenistaan (QS Ali Imran 104,110; al-Maaidah 78,79; an-Nahl 90)
  4. Pengembangan daya pikir, daya nalar, dan daya rasa sehingga berfungsi dan kreatif (QS an-Nahl 78; Ali Imran 190,191; al-A’raaf 179) 5. Pembentukan pribadi manusia yang beriman dan berilmu, serta berkembang untuk beribadah kepada Allah (QS an-Nahl 97; al-Mujaadilah 11; Thaahaa 75,76)

Cakupan pembahasan tentang Islam Pendidikan sangatlah luas, yang berhubungan dengan 5W-1H yaitu kata tanya Why, What, Who, Where, When, dan How. Kata tanya Why menunjukkan pertanyaan "mengapa manusia harus dididik?" Alasan manusia harus dididik adalah berbagai macam seperti "karena manusia lahir dalam keadaan powerless dan tidak tahu apa-apa serta tidak membawa apa-apa" (QS an-Nahl 78), "karena manusia lahir telah membawa fitrah tauhid" (al-A’raaf 172), "karena manusia (anak) adalah amanah dari Allah" (QS an-Nisaa’ 58, at-Tahrim 6), "karena kekawatiran masa depan anak-anak" (QS an-Nisaa’ 9), dan "karena ilmu merupakan bekal hidup di dunia dan akhirat" (al-Hadits).

Kata tanya What menunjukkan pertanyaan-pertanyaan "apa pengertian pendidikan?", "apa tujuan pendidikan?", dan "apa saja materi pendidikan itu?" Pengertian pendidikan telah disinggung di atas. Menurut Islam, pendidikan itu bertujuan; agar manusia menjadi abdullah (hamba Allah) dan khalifatullah (wakil Allah), agar manusia mempunyai akhlaq mulia, agar manusia mampu memberi rahmat kepada alam (rahmatan-lil’aalamii), dan agar manusia berda’wah (mengajak ke jalan Allah). Sedangkan materi pendidikan menurut Islam adalah materi yang membina semua aspek-aspek kemanusiaan seperti jiwa, raga, hati, dan otak, yaitu pendidikan jasmani, pendidikan rohani, dan pendidikan otak (akal).

Manusia sebagai hamba Allah berarti ia menjalankan fungsinya sebagai abdullah, yang senantiasa beribadah kepada Allah swt. Ibadah ialah segala aktifitas yang dilakukan dengan niat karena Allah, dengan mengikuti aturan Allah, dan dengan mencontoh Nabi Muhammad saw. sebagai utusan Allah, dan yang dipenuhi dengan rasa cinta dan takut kepada Allah swt. Jadi, manusia sebagai hamba Allah harus mengabdikan dirinya hanya kepada Allah swt., tidak sedikitpun menyekutukan-Nya dengan yang lain.

Manusia sebagai wakil Allah di bumi berarti manusia melakukan fungsinya sebagai khalifah, yaitu khalifatullah fil-ardhi. Fungsi ini menuntut manusia untuk mengatur kehidupan dalam berbagai bidang di bumi dengan sebaik-baiknya, yaitu dengan mengikuti peraturan-peraturan yang telah digariskan oleh Sang Pemberi mandat (kepercayaan) yaitu Allah swt. Jika aturan Allah ditaati, maka kehidupan dunia akan harmonis, sebagaimana keharmonisan kehidupan alam semesta yang telah mentaati aturan Allah (sunnatullah).

Kata tanya Who menunjukkan pertanyaan "siapa yang mendidik manusia"? atau "siapa yang bertanggung jawab tentang pendidikan"? Pendidik yang sesungguhnya adalah Allah. Allah itu Rabbun (Tuhan yang mendidik, menumbuhkan, dan mengatur). Allah itu Rabbun-naas (Tuhan yang mendidik dan menumbuhkan manusia). ‘Allamal-insaana maalam ya’lam (Dia mengajari manusia apa-apa yang tidak diketahui). Dia itu Murabbi (Tuhan yang Maha Mendidik). Status ‘Pendidik’ yang memang milik Allah itu kemudian dipinjamkan (dititipkan) kepada orang tua, guru, dan tokoh masyarakat (pejabat, wakil rakyat). Orang tua, guru, dan tokoh masyarakat adalah para pendidik manusia karena memang Allah memberi amanat kepada mereka. Orang tua mendidik anak-anaknya, guru mendidik murid-muridnya, dan tokoh masyarakat (pejabat, wakil rakyat) mendidik anggota masyarakatnya.

Kata tanya Where menunjukkan pertanyaan "di mana pendidikan itu berlangsung"? Pendidikan berlangsung di dunia ketika manusia masih hidup di dalamnya. Secara khusus ada tiga tempat pendidikan, sehingga disebut Tri Pusat Pendidikan, yaitu rumah, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan di rumah dikomendani oleh orang tua (terutama Ibu) sedangkan anak sebagai ‘muridnya’. Pendidikan di sekolah diatur oleh para guru. Pendidikan di masyarakat diberlangsungkan oleh tokoh masyarakat (pejabat, wakil rakyat). Tiga pusat pendidikan tersebut seharusnya seperti tiga sudut dalam segi tiga sama sisi, artinya mereka seharusnya tidak dapat dipisahkan, harus bersatu kompak, dan maju bersama untuk mendidik manusia. Jika mereka tidak kompak dan selalu bertentangan satu sama lain maka segi tiga itu pasti rusak.

Kata tanya When menunjukkan pertanyaan "kapan pendidikan berlangsung"? Nabi Muhammad saw menyatakan uthlubul-ilma minal-mahdi ilal-lahdi (mencari ilmu itu dari buaian/bayi sampai liang lahat/mati). Dengan demikian, waktu manusia dididik adalah seumur hidup, selama hidup manusia harus mencari ilmu, baik formal maupun non formal, dengan istilah life long education (pendidikan seumur hidup).

Kata tanya How menunjukkan pertanyaan "bagaimana cara mendidik manusia"? Kata tersebut secara ilmiah berhubungan dengan istilah "metodologi" (kajian ilmu tetang cara/metode). Metodologi mencakup pendekatan, model, strategi, metode, dan teknis. Pendekatan dalam pendidikan meliputi pendekatan rasional, emosional, fungsional, struktural, habitual (kebiasaan), etika (norma), dan pendekatan komunikatif. Model dalam pendidikan meliputi pembentukan & pengembangan konsep, pengembangan kepribadian, pengembangan rasa sosial, dan pembentukan sistem perilaku. Strategi dalam pendidikan meliputi strategi pendidikan kelompok (klasikal), individual, dan mandiri (otodidak). Metode dalam pendidikan meliputi metode ceramah, tanya jawab, praktik, diskusi, kunjungan, keteladanan, tutorial (kelas kecil), permainan peran, dan metode studi kasus. Teknis meliputi banyak hal, misalnya, teknis berbicara dalam ceramah, teknis membaca, menulis, mencatat kuliah, teknis mempimpin diskusi, teknis menyampaikan pertanyaan, dan sebagainya.

Berkatan dengan metode pendidikan, Islam mengajarkan semua metode tetapi lebih menekankan pada metode tanya jawab (dialog), praktik, dan keteladanan. Di al-Quran ditegaskan, fas-aluu ahladz-dzikri inkuntum laa ta’lamuun (bertanyalah kepada ahlinya jika kamu tidak mengetahui), kabura maktan ‘indallaahi antaquulu maa laa taf’aluun (Allah akan murka besar kepada orang yang berkata tetapi tidak mengamalkannya), dan laqad kaana lakum fii rasuulillaahi uswatun hasanah (sungguh ada dalam diri Rasul itu teladan yang baik). Sedangkan teknis lebih ditekankan pada teknis bicara (yang baik/benar), membaca, menulis, dan mendengarkan.
(to be continued)

Wallaahu a’lam bish-shawwab,
Fas-aluu ahladz-dzikri inkuntum laa ta’lamuun

Penulis:
Muhammad Muhtar Arifin Sholeh
Dosen di UNISSULA Semarang
Ph.D Student di Department of Information Studies, University of Sheffield UK
http://muhstarvision.blogspot.com

|
This entry was posted on 03:57 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: