•22:13
Pengajian of Dearest Friday – PDF (seri ke-34)
Jum’at, 23 Januari 2009

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.

WHAT IS "ISLAM"? (bagian 4)

ISLAM KEBUDAYAAN (Culture Islam)

Dari segi etimologis kata "kebudayaan" berasal dari kata
buddhayah (bahasa Sansekerta). Kata buddhayah merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti "budi" atau "akal". kebudayaan berarti hal-hal yang bersangkutan dengan akal-budi. Sedangkan kata "budaya" merupakan perkembangan kata majemuk budi-daya, artinya daya dari budi yang berwujud cipta, rasa, dan karsa. Dari segi terminologis kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia yang dimiliki manusia dengan cara belajar dalam rangka kehidupan masyarakat di area geografis tertentu.

Dalam pengertian tersebut terdapat tiga wujud kebudayaan, yaitu sistem gagasan, sistem tindakan, dan sistem hasil karya Wujud kebudayaan merupakan manifestasi bentuk kebudayaan yang dihasilkan oleh manusia, baik melalui pikiran, perasaan, maupun aktifitasnya.

1. Sistem Gagasan
Sistem gagasan mencakup ide-ide, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya. Wujud ini adalah wujud yang paling abstrak karena terdapat di benak manusia, di alam pikiran manusia. Para antropolog dan sosiolog menyebut sistem ini dengan sistem budaya (cultural system) karena gagasan merupakan wujud kebudayaan yang paling ideal. Kebudayaan lahir dari gagasan manusia tentang dirinya dan lingkungannya. Gagasan-gagasan manusia hidup bersama di dalam masyarakat sehingga membentuk sistem gagasan. Allah swt. berfirman, yang artinya, "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal; (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka’" (QS. al-Imran 3:190-191).

2. Sistem Tindakan
Sistem tindakan merupakan gerak dan aktifitas manusia yang disadari dan berpola teratur, baik gerak pribadi maupun berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga bersifat kongkrit, lebih kongkrit dari pada gagasan. Sistem tindakan disebut juga dengan sistem sosial (social system) karena tindakan manusia yang berpola dan disadari merupakan perwujudan interaksi antara manusia dengan lingkungan, terutama lingkungan sosial sesamanya. Sistem sosial terdiri dari aktivitas manusia yang berinteraksi satu dengan yang lain dari waktu ke waktu menurut pola tertentu yang berdasar pada adat tata pergaulan. Aktifitas manusia yang berinteraksi dengan sesamanya diatur oleh gagasan-gagasan yang berada di kepalanya. Sebaliknya, aktifitas tersebut dapat menimbulkan gagasan-gagasan. Allah swt. berfirman, yang artinya, "Katakanlah, ‘Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui" (QS. az-Zumar 39:39); "Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan" (QS. ash-Shaaf 61:2-3).

3. Sistem Hasil Karya
Sistem hasil karya adalah alat atau benda ciptaan manusia seperti meja, kursi, rumah, buku, televisi, pakaian, papan tulis, tempat tidur, sepeda, komputer, pesawat, dan sebagainya. Sistem ini disebut dengan material culture (budaya materi), yaitu budaya yang berwujud benda yang dapat dilihat dan dipegang oleh manusia. Dengan demikian, sistem ini bersifat paling kongkrit dibanding dengan kedua sistem sebelumnya. Sistem tindakan dan hasil karya dapat menjadi indikasi peradaban manusia. Allah swt. berfirman, yang artinya, "Dan telah Kami ajarkan kepada Dawud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu. Maka hendaklah kamu bersukur kepada Allah" (QS. al-Anbiyaa 21:80).
Ketiga wujud kebudayaan di atas tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya, mereka merupakan satu kesatuan yang utuh. Tindakan manusia yang bermula dari gagasan (ide) dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang kongkrit. Dengan kata lain, suatu benda atau alat dihasilkan dari tindakan manusia yang mempunyai ide. Manusia yang tidak mempunyai gagasan tidak akan berbuat sesuatu, bahkan tidak dapat menghasilkan sesuatu yang kongkrit.

Unsur-unsur kebudayaan merupakan bagian-bagian kebudayaan yang bersifat universal (umum), sehingga disebut dengan cultural universal, artinya setiap unsur kebudayaan dapat ditemukan di semua kebudayaan dari semua bangsa di dunia ini. Unsur-unsur kebudayaan tersebut adalah:

1. Bahasa (QS. 30:22, 12:2, 41:44, 42:12)
Bahasa merupakan ekspresi lisan atau tulisan tentang ide seseorang yang ditujukan kepada orang lain atau sesuatu yang lain. Bahasa menggunakan simbol huruf, suara, atau gerakan. Simbol huruf menghasilkan bahasa tulis. Simbol suara menghasilkan bahasa lisan, sedangkan simbol gerakan menghasilkan bahasa isarat. Allah berfirman swt., yang artinya, "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang yang mengetahui" (QS. ar-Ruum 30:22).

2. Sistem pengetahuan dan pendidikan (QS. 18:109, 31:26-28, 58:11-13)
Sistem pengetahuan adalah ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia tentang alam seisinya, sehingga menghasilkan ilmu tertentu seperti Antropologi, Sosiologi, Psikologi, Biologi, Embriologi, Geologi, dan sebagainya. Unsur ini juga mencakup dunia pendidikan. Allah berfirman swt., yang artinya, "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya" (QS. al-Israa’ 17:36).

3. Organisasi sosial dan pranata sosial (QS. 5:2, 24:21-33, 49:6-13)
Organisasi sosial yang dimaksud adalah seluruh lembaga atau pranata sosial yang ada di masyarakat seperti organisasi, peraturan-peraturan, adat istiadat, kelompok-kelompok sosial. Organisasi sosial tidak sekedar organisasi kemasyarakatan saja, tetapi menyangkut semua pola hubungan kemasyarakatan. Allah berfirman swt., yang artinya, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. al-Hujuraat 49:13).

4. Sistem peralatan hidup atau teknologi (QS. 16:68-69, 21:79-81, 55:33, 56:68-74, 57:25, 96:1-5)
Sistem peralatan hidup (teknologi) merupakan alat (media) yang digunakan oleh manusia dalam kehidupannya seperti alat transportasi, komunikasi, produksi, pengobatan, perang, dan alat-alat lainnya. Allah berfirman swt., yang artinya, "Dan telah Kami ajarkan kepada Dawud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu. Maka hendaklah kamu bersukur kepada Allah" (QS. al-Anbiyaa 21:80).

5. Sistem mata pencaharian hidup atau ekonomi (QS. 2:164, 168, 188, 266-267, 275-283, 4:4-14, 7:10)
Sistem mata pencaharian hidup ialah sistem ekonomi, yaitu sistem yang menunjukkan apa kebutuhan hidup manusia dan bagaimana cara memperolehnya. Manusia membutuhkan sandang, pangan, dan papan dalam kehidupannya. Mereka mencarinya dengan cara berburu, bertani, bekerja di kantor, tukar-menukar, jual-beli, sewa, hutang, dan sebagainya. Allah swt. berfirman, yang artinya, "Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersukur" (QS. al-A’raaf 7:10).

6. Kesenian (Q.S. 55:11-78, 114:1-6)
Kesenian adalah hasil karya manusia yang berupa nyanyian, lukisan, tarian, drama, ukiran, dan sebagainya. Kesenian berhubungan erat dengan hal-hal yang bersifat indah. Sajak dan irama ayat al-Quran adalah menarik, seperti pada surat an-Naas yang semua ayat berakhir dengan ‘nas’ sehingga membuat irama yang menarik. Pengulangan ayat fabiayyi aalaa-i rabbikumaa tukadzdzibaan (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?) sebanyak 31 kali dalam surat ar-Rahmaan merupakan irama bahasa yang indah. Agama Islam tidak melarang manusia untuk berkesenian asalkan tidak melanggar aturan-aturan agama. Hal ini karena Allah yang Maha Indah adalah pencipta keindahan dan Dia mencintai keindahan. Ekspresi nilai estetis merupakan fitrah (bawaan dasar) manusia.

7. Isme-isme buatan manusia (QS. 45:22-26)
Unsur ini merupakan aliran-aliran (isme-isme) hasil olah pikir nafsu manusia seperti animisme, dinamisme, komunisme, liberalisme, sosialisme, rasionalisme, empirisme, kapitalisme, materialisme, dan sebagainya. Allah swt. berfirman, yang artinya, "Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya ? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran ?" (QS. al-Jatsiyah 45:23).
(to be continued)

Wallaahu a’lam bish-shawwab,
Fas-aluu ahladz-dzikri inkuntum laa ta’lamuun

Penulis:
Muhammad Muhtar Arifin Sholeh
Dosen di UNISSULA Semarang
Ph.D Student di Department of Information Studies, University of Sheffield UK
http://muhstarvision.blogspot.com
|
This entry was posted on 22:13 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: